Sabtu, 15 September 2018

Story of sunny days #1


“Ku ketik.... kemudian ku hapus
Lalu memulai menuliskan hal baru...
Kemudian ku hapus lagi....”
Hingga niat baik malam ini untuk sekedar menyapamu, G A G A L

Perihal rasa....
Hmmm.....
Sulit.
Sukar ditebak.
Bahkan yang kau rasa sedetik yang lalu belum tentu masih sama dengan detik berikutnya.

          Aku adalah orvala.
Seorang gadis nan lucu yang tidak pernah berbuat kesalahan—Fikirku HAHAHA [kau boleh saja muntah membaca ini, tak mengapa:)]. Seorang nan penuh harap agar bumi mengitari hidupnya. Yaa dalam artian aku selalu menghadapkan segala harapku kepada Sang Pemilik Takdir agar yang ku inginkan selalu terwujud. Seorang yang selalu merasa bahwa dirinya masuk didalam list hamba-hamba Kesayangan Sang Pencipta kwkwkw,

            Aruna, pacarku. Cuek kuadrat. Sama sekali tidak romantic. Perhatian dikit. Super sibuk man:P. Dari cirri-cirinya jauuuuuhhh dari typeku: Super perhatian, romantic tak terhingga, dan tentunya aku prioritasnya ahhaha... Tapi, realitanya, type cowok dan pacarku sangat berbanding terbalik... dan anehnya lagi aku bahkan sudah jauhhh jatuh dan mencinta kepada Aruna, seorang yang tak pernah kuduga akan menemani hari-hariku.

Beberapa hari ini kuperhatikan Aruna kurang sehat, beberapakali ia terbatuk-batuk sembari memegang hidungnya yang gatal karna flu. Cuaca memang sedang tidak bersahabat, sehingga aruna adalah salah satu korban perubahan cuaca. Seperti biasa, aku dan Aruna tidak bertegur sapa.... hanya saling melemparkan pandangan yang sukar diterjemahkan. Hari ini aku melihat Aruna memegang air es sembari memakan gorengan dengan ekspresi pura-pura gila atau pura-pura bego kalau air es dan gorengan adalah racun paling ajib untuk tenggorokan dan hidungnya. 

Namun saat melihatnya, aku hanya mematung memandangnya sembari mengomel kecil dilubuk hatiku. Mau negur tapi takut tidak dianggap-__-. Hingga ku buka obrolan chat kami... sudah ku tulis yang ingin kusampaikan.... namun sepertinya kurang okay kata-katanya, jadi ku hapus lagi dan mencoba membuat kekata yang baru... hingga akhirnya niat baik hanya sampai di hatiku saja. Aku tak cukup berani bahkan untuk sekedar memberi perhatian....

            Dear kamu. Iya kamu...
Si pemilik waktu luang yang mau membaca tulisan ini hingga akhir. *Ehmmm koreksi deh..mungkin kata yang tepat bukanlah “tulisan ini” yang lebih cocok “Ocehan ini” ehehe
Pernah ngalamin hal diatas? Mau ngechat si doi, sudah diketik...dihapus...lalu diketik lagi... dan akhirnya kekata yang sudah diujung hati tak tersampaikan...... atau mungkin ada yang suka baring-baring mainin hp tapi chat dari doi ternyata tidak ada *karna emang dasarnya jomblo :v... Atau mungkin ada yang seperti saya misalnya... suka panic tiba-tiba ngecek hp kalo ada bunyi notif chat. Pass di cek ternyata sms dari telkomsel-_-.
But, apapun kasusnya... kau hanya perlu tahu dan mengingat, bahwasanya Senyum dan Air mata adalah satu paket lengkap yang tidak bisa kau pisahkan.... karena kau tidak akan pernah tau rasanya bersyukur jikalau Sedih tidak ada (well kurasa, ini ga nyambung ya ^^) tapi hal yang pasti ialah, bukanlah hal yang buruk atau semacamnya, jika kau memberikan sedikit perhatian kepadanya, atau mungkin menyampaikan apa yang saat ini menggantung diujung hatimu. Suarakan saja, bahasakan kepadanya. Si Doi setuju atau tidak,itu urusan belakangan, karena yang pasti mereka akan senang jika kau perhatikan;)

Hari ini dan seterusnya, aku akan mencoba memahami Aruna.... kemarin aku telah sangat-sangat memahaminya—Fikirku.. namun ternyata aku keliru. Aku masih harus belajar memahami Aruna. Atau mungkin bukan tentang Aruna. Ini mungkin lebih kepada diriku. Ya, kepada diriku yang penuh dengan egoku. Kepada diriku yang tidak mau menerima takdir yang tak ku inginkan. Kepada aku yang  ingin menjadikan Aruna seperti Laki-laki yang ku inginkan. Kepada semua angan yang ku ukir sendiri namun dihempaskan oleh takdir yang lain. Entah lebih indah dari anganku, atau mimpi buruk untuk anganku.

“Cinta, tak pernah tau diri. Anak-anak, remaja, bahkan yang Tua-pun ikut andil didalamnya... aku seorang remaja nan egois akan cinta,namun bukankah Cinta yang tulus akan mengalahkan ego??...."
Bersama sepatu Kanan yang belum menemukan sepatu Kirinya. Seperti rindu yang takkunjung dijemput sang Majikan di 07 juli 2018.



Sabtu, 23 Desember 2017

Sederet alphabet untuk Sang pemilik Rasa; Mama

“Kita adalah sepasang jarak yang enggan berjarak meronta melawan jarak”

Mama, Permata hatiku!
            Juli di 2016, Namaku Evi, aku seorang siswi tahun ke dua di salah satu SMA berbasis boarding school, jarah 250 km menjadi dinding pemisah antara aku dan keluargaku. Terutama dia kekasihku; mama. Berbahagialah, karena minggu depan dan 2 minggu selanjutnya aku akan libur dan itu artinya aku akan pulang.

            Setiap perempuan itu special. Aku percaya itu. Tapi Mamaku specialnya pake lambang ‘sudut tan’ yang artinya tak terhingga. Meski aku jauh dari mama, tetapi beliau selalu menelfonku. Tiap hari malah -_-. Aku bosan di telfonnya tiap hari, malah di hari-hari libur seperti hari sabtu dan minggu, ia menelfonku sampai 3 kali sehari. Tak jarang aku enggan mengangkat telfonnya—kala itu. Anak yang durhaka bukan? Silahkan menghujat ku. Aku tahu aku bersalah dan pantas disalahkan.
            Aku sangat mencintai mamaku. Aku merindukannya di setiap helai nafasku. Tapi kalimat itu tak pernah ku ungkapkan kepada beliau. Beliaulah yang lebih sering mengungkapkan itu. Sebenarnya aku juga merasakan apa yang dirasakan mama. Tapi lidahku terlalu kaku untuk berucap serupa. Maaf mama:(...
            Ku ketuk pintu rumahku sembari celingak celingukan melihat-lihat perubahan yang ada. Mama ku membuka pintu rumah, ia memelukku erat sembari menumpahkan segala cinta dipadu rindu yang akulah penawarnya.
“Mah, Aku pulang... Karena sadar kau tempatku berteduh dari bisingnya rindu”—ucapku dalam hati sembari menyambut pelukan mama

Mama, Wanita Hebatku!
            Aku menatap malu pada foto-foto kecilku yang.... ahhhh sudahlah... hitam dan kerdil, lebih mirip bocah laki-laki tepatnya,.. kubandingkan dengan foto adikku eva... ia tampak lucu, putih dan tentunya tidak mirip laki-laki. Kemudian tanpa sadar ternyata mama sudah duduk disudut tempat tidurku. Entah bagaimana mulanya, tapi yang ku tahu, sekarang mama tengah bercerita perihal pertemuannya dengan Bapak. Kata mama dulu Bapak sudah S1, sedang mama masih menempuh pendidikannya yang masih semester 4, tetapi karena Bapak sudah ingin melamar... akhirnya mama memutuskan untuk menikah.
“Kenapa ki mau menikah sama bapak, na nda ada pi kerjanya ma?”—Kataku menggunakan dialeg Bugis yang artinya ‘kenapa mama mau menikah sama Bapak? Kan Bapak belum punyak karja’. Mama terdiam sejenak. Sembari menerawang-rawang. Kata Mama, Bapak itu aura pekerja kerasnya sudah keliatan dari dulu, mama juga yakin bahwa bapak bisa menuntun mama ke jalan yang lebih baik. Contoh kecilnya sholat. Bapak berhasil merubah mama. Mama ya, percaya saja sama bapak. Sesulit apapun bapak mencari nafkah, Mama selalu berusaha meyakinkan bapak, membantu bapak, dan tentunya selalu men-support bapak.

Mama, Cahaya Hidupku!
            “Kamu itu boros sekali, Nak!”
            “Mama sama Bapak itu banting tulang supaya kamu bahagia!”
            “Bisa tidak kamu mengerti bagaimana diposisinya mama?”
            “Bla! Bla!bla!”
            Februari di 2017, mama marah-marah. Pasalnya aku kembali meminta uang jajan. Sederetan kalimat yang membuat telingaku kepanasan, akhirnya membuatku memutuskan untuk menonaktifkan hpku. Mama marah karena uang jajan harusnya untuk sebulan penuh, kuhabiskan dalam seminggu. Hpku kunonaktifkan selama hampir seminggu. Aku takut dan tak mau mendengar ocehan panjang mama. Iya aku tahu akulah yang pantas disalahkan.. hujatlah aku sesukamu. Silahkan.
            Aku menatap nanar langit-langit kamar asramaku. Hingga pengumuman dari speaker asrama terdengar. “Disampaikan kepada siswi atas nama Evi agar segera ke sumber suara”. Hatiku dag dig dug ser sembari berjalan menyusuri tangga asrama menuju ke perumahan pembina asrama yang berada tak jauh dari asramaku. Itu telfon dari mamaku—kata si pembina asrama. Beliau juga mengatakan bahwa mama mengirim sms “saya rindu sama anak saya, bisa saya bicara sebentar?”. Hatiku gentar membaca sms mama.... aku sontak berlari keasrama untuk menyalakan hp—ku.. dan ku temukan sederetan kata maaf dari mama yang berhasil membuat tangisku pecah.
“Maafkan mama nak, bahkan jika harus merelakan tangan dan kaki mama, mama ikhlas.. asal kamu bisa tersenyum dan bahagia lagi”
            Ku telfon mamaku dengan nafas yang masih ter engah-engah. Tak banyak yang kami bicarakan, hanya permintaan maaf dan sisanya isak tangis. Aku ditikam rasa bersalah karena ulahku.
            Mamaku tersayang, pula jantung hatiku. Terimakasih sudah suka dan rela menampungku di dalam kandunganmu. Di beri makan—pula hehehe… Mah, hari ini bukanlah hari jumat seperti jumat yang biasanya.Hari ini adalah hari untukmu mama. Untuk semua perempuan yang telah menampung bayi dikandungannya. Dibawa kemana-mana, di beri makan, disayang-sayang…hingga akhirnya dirawat sampai sebesar saat ini.

            “Terimakasih Mama,untuk setiap air susu yang mengalir bersama denyut nadiku. Tanpamu,aku takkan mampu menjadi seperti sekarang ini mama. Denganmu, Aku bisa memahami bagaimana cara mengatasi hal-hal baru yang menyapa hidupku. Kau adalah guru Proses Pendewasaan Terbaik, Mah”.
Salam Sayang

Evi Hadriani, Putrimu yang Cantik;)

Kamis, 21 Desember 2017

Wujud rasa untuk yang Kucinta dari seorang Pencinta

“Genggam tanganku kemudian ajarkan aku lagi bagaimana rasanya jatuh dan mencinta pada seseorang yang sama; kau
            25 November 2013, pass istrahat ke dua. Itu kali pertama aku melihatmu. Memakai seragam seragam putih abu abu dan sepatu cats putih. Sejak saat itu I can take my eyes off of you. Aku menyukaimu dari awal—Ukhti. Dari jamannya kau asyik berpacaran hingga kau berhijrah menjadi seorang muslimah yang meninggalkan ‘pacaran’. Sudah 3 tahun lebih aku masih dengan perasaan yang sama. I like just the way you are.
            Ahmad—Namaku. Seorang yang jatuh hati pada semua yang berbau bahasa inggris. Apalagi berdebat pake bahasa inggris—itu sudah menjadi hobiku... hehehhe [senyum songong]. Ukhti—ku bernama Ramadhani. Nama yang indah bukan? Ya iyalah hihihi. 1080 hari berlalu. Aku selalu disini. Dengan perasaan yang sama. Kau tahu itu—Ukhti.
Banyak. Banyak skali kisahku bersama sang Ukhti. Hmm biar ku jelaskan sedikit. Kala itu aku adalah salah satu diantara cowok popular semasa SMA. Hanya saja ada sedikit tambahan dibalik kata popular itu; aku tidak pernah bisa berhasil mendapatkan Ramadhani. Eh ku ralat sedikit. Aku belum bisa mendapatkannya.
Senyumannya mampu menyejukkan hatiku, ditambah lagi bola mata yang sedikit sipit dipadu dengan bulu mata lentiknya yang dibalut oleh hijab kebanggannya. bahkan untuk sekadar bisa melihatnya saja adalah anugrah yang indah bagiku. Ia yang ku puja.... semoga suatu hari nanti kau akan berbalik kearahku... menyadari aku yang tak pernah pergi dari sisi mu.... aku hanya perlu menunggu waktu dimana kau akan berbalik kearahku. Jangan mencari kesisi-sisi yang lain Ukhti, kau hanya perlu menoleh dan menyadari aku..... aku yang bahkan tak pernah berniat pergi dari sisimu. Dan kau. Yang seolah menolak tuk menyadari adanyaaku disisimu. Semua ku terima. Apapun yang kau beri.
Awal Mei di 2017. Kau dan aku. Kita dan mereka sama sama berjuang memecahkan misteri untuk menemukan pintu perguruan tinggi yang kita dambakan. Ralat. Perguruan tinggi yang ditakdirkan oleh Sang Penakluk Semesta.
Pukul 23;55 di pertengahan mei 2017. Tiba-tiba kau menelfonku dengan isak tangis yang membuatku khawatir. Jarak 250 km membuatku ingin segera terbang kesisimu. Gadisku menangis. Apa yang harus kulakukan ukhti? Hatiku hancur setengah melebur mendengar isak tangisnya. Selama ini aku selalu berusaha membuatnya tersenyum agar ia jauh dari yang namanya sedih. Apalagi tangis. Ada apa ukhti? Lama aku menunggu ia bicara. Zonk. Aku semakin panic. 
Hasil gambar untuk khawatir
Kurang lebih 90 menit ia menelfonku dan tak ada sepathkata pun ia lontarkan. Hanya isak tangis yang berhasil membuatku tak bisa tidur semalaman. Sungguh. Aku cemas. Pukul 06.00 kuputuskan untuk berangkat dari Makassar menuju Pinrang untuk menemuinya. Untuk menjadi obat atas setiap luka yang ia dapatkan. Selama 5 jam perjalanan hatiku terus berdebar-debar fikiran aneh pun mulai merasuki fikiranku... hatiku cemas. Entah bagaimana keadaan ukhtiku sekarang. Setelah sampai di Pinrang, aku tak langsung pulang kerumah. Ku carikan ia sebuah boneka nan lucu seperti parasnya; panda. Bagiku panda selalu terlihat lucu dan menggemaskan. Ya seperti Ramadhani tentunya. Gadisku. Ku ketuk pintu rumahnya sembari memberinya kejutan kecil. Setelahnya... tak ada yang kami bicarakan. Ia menyuruhku pulang kerumah dan menyuruhku untuk ke cafe yang telah ia tentukan besok pada pukul 10.00 pagi.aku mengiyakannya.
Pukul 12.00 siang di cafe. Sudah 2 jam aku menunggu Ramadhani yang tak kunjung tiba. Lupakah ia akan janji kemarin? . sudah ku coba untuk menghubunginya .namun... tak kunjung ada jawab darinya. Aku—pulang—kerumah. Aku membereskan bekal-bekal rindu yang telah kupersiapkan untuknya... pula kukubur semua planning yang telah ku rencanakan seharian bersama ukhtiku. Aku—kecewa. Sungguh. Ini lebih dari sekadar patah hati. Hingga kutemukan sederet kata dari Ramadhani ‘kamu dimana? Aku di cafe skarang’. Argghhh.. pengen marah. Pengen ngambek. Pengen di bujuk. Tapi... it just happening on my dreams.
Hasil gambar untuk kencan zaskia bersama irwansyah
 Aku menyambut hangat pesan singkat darinya. Kutemuinya. Hari itu menjadi hari yang sangat panjang dan menyenangkan. Dan tentunya bersejarah. Layaknya seorang muda-mudi yang berkencan.... meski itu hanya ada di fikiran dan khayalanku hehehe... setelah makan, kuajak ia bermain di Timezone... aku bahagia melihat tawa lepas yang ia suguhkan dan tentunya karena ku. Tak sampai disitu... sebelum matahariterbenam aku dan ukhtiku sempat mampir kesebuah tempat karokean... tak apa aku menjadi badut di hadapannya.... yang terpenting adalah kebahagiaannya... karena aku bahagia karenanya. Fall for you... menjadi lagu yang indah dan cocok untuk momen seperti ini—maka ku persembahkan yang terbaik kepadanya. Esok harinya aku kembali ke Makassar untuk melanjutkan bimbingan belajarku lagi.
Kau berencana untuk melanjutkan studymu diluar negeri... sementara aku memilih untuk melanjutkannya di tanah Daeng; Makassar. Aku diterima disalah satu perguruan tinggi dengan program studi Sastra inggris. Dan kabar baiknya lagi aku berhasil menjadi orang nomor satu diangkatanku... ya sebut saja aku ketua angkatan.... hampir 6 bulan sudah aku mempuh studiku disini... bagaimana kabarmu ukhti? Sehatkah engkau disana?.... perihal rindu; berat. Ada rinduku yang menantikan jumpa dengamu. ada segelintir luka yang hanya kaulah obatnya.... kabar yang terakhir kuterima adalah kau sedang berada di Jakarta untuk melanjutkan bimbingan belajarmu. Dan pesan singkat sore itu yang tak mampu ku terjemahkan sama sekali. Kurang lebih kau mengatakan “jalanilah hidupmu”. Hanya kekata itu yang dapat ku terjemahkan.. sisanya menjadi deretan alphabet yang tak bisakubaca sama sekali.
Hasil gambar untuk foto cowok tumblr
Untukmu si pemilik kenangan segenap anganku. Aku tak menyesal pernah jatuh dan mencinta kepadamu. Aku tak menyesal pernah melewati segala kisah yang mungkin hanya aku seorang yang menyimpannya. Aku tak menyesal pernah menjadi bodoh untuk membuatmu tertawa. Sama sekali tidak. Tidak ada yang kuselali sama sekali. Permohonan terakhirku—jika kau berkenan....  jangan malas makan ya... karena aku tahu kamu tipe yang suka lupa perihal makan. Dan jangan tidur larut. Karena aku mengerti bahwa kau butuh seseorang yang mengingatkanmu jam tidur..kau tipe gadis pelupa heheheh.... Yaudah... Bahagia ya ukhti... supaya aku bahagia juga disini.
“Percaya deh, Sekeras apapun laki-laki, selalu ada seorang perempuan yang berhasil membuatnya jatuh bangun dan melakukan apapun untuk si perempuannya”

Semoga berbahagia

Ahmad, Masa silam—mu 

Kamis, 30 November 2017

Tu Me Manques #Boys Version

“Kita adalah jiwa yang sedang berpura-pura menikmati rasa yang sebenarnya sudah tak nikmat lagi”
# BOY : F A T I H VERSION
Aku menggenggammu erat—kala itu.
Kini Aku harus melepas genggaman ini. Bukan karena Aku lelah tapi ini lebih kepada pintamu. Aku hancur kau tinggal pergi, Sayang. Andai Aku bisa menembus waktu dan jarak pemisah diantara kita. Pasti genggamanku masih seerat dulu.

Hubungan jarak jauh, beginikah rasanya? Bahkan semua kisah klasik yang kita rangkai bersama dikalahkan oleh kabar yang kian menjauh. Ujungnya....., rasamu memudar. Pria pria baru mulai datang dikehidupanmu Sayang. Mereka mengincar kau—milikku. Biarlah kata ‘milikku’ terdengar lebay di telinga sebagian orang. Mungkin mereka belum merasakan rasa yang ku rasa.
Bagimu yang membaca tulisan ini... bagaimana perasaanmu ketika orang yang kau Sayang di Sayangi oleh orang lain? Sedang situasinya rumit. Kalian dipisahkan oleh ruang dan waktu yang menciptakan dinding pemisah diantara kalian. Kau bahkan tak mampu untuk bertatap wajah dengan dia yang kau sebut Cinta, apalagi berangan angan membuatnya tersenyum.. aah sudahlah. Lupakan.

Suatu hari di masa silam.
Kau datang kembali, sembari berkeluh kesah akan hidup yang kau jalani. Are you suppid, Baby? You even leave me for another heart! How dare you, Ify..... Kemudian, sisanya chatmu ku balas ketus sebagai balas atas hati yang kau buat hancur tak berwujud. Aku tidak sedang sedang membuka hatiku untuk wanita lainnya. Aku—sedang—membuka—lembaran—lama. Febby namanya. Sebelum bersama Ify... aku sempat memuja hati Febby. Kemudian, ku kirimkan dia sebuah pesan singkat yang akhirnya di sambut baik oleh Febby. Febby memiliki seorang kekasih. Mereka merajut kasih selama kurang lebih 7 tahun lamanya. Namun itu bukan masalah besar bagiku..toh ia juga menyambut baik hatiku ini.... Kuceritakan kepadanya tentang kisah silam ku bersama Ify sembari sesekali memuji wajahnya yang kian cantik.  
            “Aku akan ujian praktikum Ify. Tidak adakah semangat lagi untukku?”--pesanku ke ify 
            “Are you kidding me Fatih? I know you can do it, jadi ga perlu ku semangati lagi kan”--jawabnya 
Aku bingung apa yang salah dariku?. Aku hanya sedang mencoba beramah tamah dengannya. Ah sudahlah. Gadis sialan ini hanya membuang waktuku. Kemudian aku kembali berkomunikasi dengan febby di Dm Instagram... aku kembali mengutarakan semua keluh dan kesahku tentang hubunganku yang sudah sangat tidak jelas dengan Ify.... namun satu yang pasti. Aku—takut—jatuh—cinta—lagi. Bukan kepada Febby.. Tapi kepada semua wanita... saat iniaku belum siap menerima dan member cinta kepada seseorang....
Setelah itu entah kenapa... Obrolan chatku dengan Febby ku delete.

Suatu hari dimasa depan... aku harap kita dapat bertemu kembali Ify.... bukan untuk menjadi sepasang kekasih.. melainkan aku ingin menunjukkan kepadamu.. bahwa aku baik-baik saja dan berbahagia. Aku masih Mencintaimu, Sayang.
Aku tidak lagi mencintaimu.
“Pojokan kamar di 30 November 2017, Tu me Manques Ify”


                                   

Jumat, 17 November 2017

Biar Aku saja yang Rindu

'Biar aku saja yang rindu, kamu jangan. Ini berat'.

Kalimat itu diucapkannya dengan begitu tulus, diakhir perjumpaanku dengannya. 9 tahun yang lalu, Gadisku itu masih menyemangatiku untuk melanjutkanstudiku di luar negeri.Awalnya aku menolak untukberangkat. Namun dengan sihirnya, dia berhasilmembujukku.Tetapi dengan satu syarat.
“Baiklah Kak Andre mau apa?” ucapnya denganlembut.
“Aku menginginkan sesuatu yang sederhana saja, Gwen.Kamu harus memasak untukku yah.”Tanpapersetujuannya aku memboyongnya kedapur.Mulutnya membentuk kerucut, pertanda tidaksetuju.
“Kenapa kita tidak kerestoran sajasih Kak? Gwen kan masih 17 tahun. Belum bias masak” ucapnyaprotes.

Aku selalu tidak tega melihat Gadis kecilkumemasang wajah seperti itu. Aku mengacak-acak rambutnyadan mencubit pipi bakpaonya. Dia terlihat begitu lucu.Entah bagaimana awalnya, sekarang gadis kecilku berada di dalam dekapanku. Aku merasakan nafasnya yang takberaturan. Bulir-bulir berlian jatuh dari pelupukmatanya. Tiba-tiba kalimat tak tertuga terlontar daribibir manisnya.
“ Oke kak. Let me cooking for you.” Diamenggiringku duduk di meja makan. Aku hanya bisa dudukmanis dan memandanginya bereksperimen didapurku. Akuyakin, bahwa ini adalah pertama kalinya Gwen memasak.Haha… Aku sangat gemas melihat wajahnya terlihatkebingungan melihat bahan-bahan yang ada. Sebenarnyaaku pun tidak tega. Tapi ini adalah limited time.
“Kak Andre gak punya bahan makanan instan yah?!”Ucapnya memelas
“Tidak ada Gwen. Tapi kalau kamu mau yang instan, hanya ada milkshake di lemari” jawabku ramah.
Tiba-tiba raut wajahnya berubah. Gwen terlihatmemiliki ide brilian. Aku semakin gemas memandanginya yang menyibukkan diri untukku.
               “susu, es krim, es, butterscotch, stroberi, milkshake, okey… perfect”.
Aku menatapnya penasaran.
***

3600 detik berlalu,
My Gwen, what are doing to me? Kenapa matakuditutup gadis kecilku?”
“Firstly, I’d like to show ya a special milkshake in the world, and the second is, my name is Gwen. Bukangadis kecil.Aku juga lebih suka dipanggil Gwen, aku kangak selamanya jadi Gadis kecilmu Kak Ndre..”
120 detik kemudian Gwen membuka kain yang menutupimataku.
Surpriseeeee”. Ucapnya dengan nada yang ceria dansemakin membuatku gemas.
Gwen tidak hanya membuat milkshake terbaik, namunia juga membuat makanan kesukaanku. Omlet specialdengan bumbu cinta. “Terima kasih Gwen”. Ucapku tulus.
Gwen kecilku lalu tersenyum, dan menyilangkan tangannyadi dada “Siapa dulu dong.Gwen gitu loh.”
Aku mengalihkanpan danganku pada milkshakebertopping strawberry itu. Aku melihat Gwen tersenyumlalu menyuapiku. Suapan pertama Gwen berkata bahwa diamembenciku. Suapan kedua Gwen bilang bahwa dia tidaklagi menyukaiku. Dan suapan ketiga, aku menahan tangangwen dan mengatakan “Kamu mencintaiku Gadis kecilku.Sangat. ”Gwen hanya tersenyum haru dan mengangguk.
Ini bukan pertamakalinya aku mencicipi Milkshake.Hanya saja setelah hari itu Milkshake tidak lagi seenaksaat itu, tidak lagi semani­topping strawberrybuatannya. Dan akhirnya aku tak dapat membendungperasaanku untuk berkata dalam hati “Terima kasih Gadiskecilku”.
***

Hari ini aku berangkat ke Australia. Aku tidak tegamelihat Gwen memasang wajah imutnya yang sok tegar.Gwenku terlihat ceria nan menggemaskan. Namun sorotmatanya tak dapat berbohong bahwa ia sangat cemas. Akumemeluknya erat, aku merasakan detak jantungnya yang tak karuan. Ku elus rambut Gadis kecilku itu dansetengah berbisik kepadanya “Tak apa  Gwen, janganmenutupi kesedihanmu, itu membuatku semakin cemas.” Gwen melepaskan pelukanku dengan ikhlas, ia memberisenyuman kesejukan yang membuatku begitu nyaman. “Pergilah Kak. Simpan aku didalam hatimu. ”Dengan berathati Aku berjalan menjauhi Gwenku. Kemudian akumerasakan sesuatu menggulung di perutku.“Aku sangatmencintaimu Kak Ndre. ”Aku baru saja akan membalikkantubuhku tetapi Gwen melarangku. Gwen memelukku daribelakang “Biar akus aja yang rindu, Kakak jangan. Iniberat."
***

            Tak lama lagi aku akan transit di Sydney Airport. Aku sangat ingin menghubungi Gwenku itu. Ada kecemasan yang merasukbatinku. Aku rindu akankehangatan yang ia berikan. Mungkin akan lebih baikjika aku segera menelfonnya.
Loh, kenapa aku mendengar suara handphone Gwen.Tanganku terasa tak bertulang, aku tak mampu membendung air mataku ketika aku melihat video di handphone gadis yang aku cintai itu. Gwen terlihat begitu ceria, denganmata indahnya yang berbinar-binar, dia mengucapkankalimat-kalimat yang sulitku mengerti. Kalimatperpisahan.Tiba-tiba handphoneku  berdering. Ini adalahtelfon dari mamanya Gwen.Beliau memberitahuku bahwa Gwen telah pergi menjadi bagian dari malaikat-malaikatsurga.
***

Gwen, Angel kecilku.Hari ini aku ada di kafeFreakShakes. Aku memesan Milkshake Strawberry seperti yang kau buatkan untukku. Dulu.Aku sangat menyayangimuGadis kecilku. Terima kasih akan semua kenangan indahkita.
Titip  salam untuk kehidupan barumu. Semoga merekabisa menjagamu seperti penjagaanku terhadapmu.

“Ketika aku mengenalmu, aku jadi tahu bahwa cintaadalah permainan menyakiti hati.